Jumat, 25 Mei 2012

Sejarah Sekolah Tinggi Perikanan

SEJARAH SINGKAT

Pada awal tahun enam puluhan, wajah Perikanan di Indonesia masih sangat menyedihkan. Sebagai negara maritim yang mempunyai potensi besar akan hasil laut, dapat dikatakan sangat langka usaha-usaha pemanfaatannya. [1]
Perikanan di laut hanya dikelola oleh nelayan-nelayan tradisional yang menggunakan alat penangkapan, pengolahan serta pemasaran dengan cara yang masih sangat sederhana dan jauh terbelakang dibandingkan dengan negara-negara lain. Ahli-ahli perikanan masih dapat dihitung dengan jari, hanya beberapa yang memperoleh pendidikan dari Jepang dan sebagian lagi dari Jerman. Situasi Pendidikan di Indonesia pada umumnya masih melanjutkan sistem pendidikan Belanda, yakni tidak diarahkan untuk mencetak tenaga pelaksana yang terampil di bidang usaha, demikian juga di dunia Perikanan.
dr. Aziz Saeh, selaku Menteri Pertanian dan Agraria pada saat itu, prihatin melihat kondisi perikanan di Indonesia, di mana nelayan masih terbelakang dalam bidang tehnik, sosial dan ekonomi.
Satu-satunya usaha perikanan yang berarti hanyalah Perusahaan milik Pemerintah : “BADAN PIMPINAN UMUM PERIKANAN”, atau disingkat : BPU PERIKANI dengan Presiden Direktur Imam Sutopo. Perusahaan ini mempunyai kegiatan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Belawan, Aer Tembaga (Manado) dan Ambon .
BPU PERIKANI ingin mengadakan langkah-langkah modernisasi, tetapi salah satu hambatan penting adalah tidak adanya tenaga-tenaga nelayan berpendidikan sebagai pelaksana modernisasi di darat maupun di laut.
Melihat hal tersebut dr. Aziz Saleh memberi tugas kepada Ir. Soesilo Hardjoprakoso selaku Staff Menteri, untuk menjajagi pembentukan Pendidikan khusus kenelayanan, guna mencetak tenaga-tenaga yang dapat diharapkan dalam pengembangan Perikanan di Indonesia, terutama dalam bidang usaha. Diingatkan agar pembentukannya jangan sampai mengulangi sebagaimana “SEKOLAH USAHA TANI” yang tidak mencapai sasaran.
Sekolah Usaha Tani dimaksudkan untuk mendidik anak petani lulusan Sekolah Rakyat (sekarang sekolah dasar), agar nantinya dapat kembali ke desa sebagai petani terdidik. Namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan, setelah menjalani pendidikan selama satu tahun dengan pembiayaan pemerintah, mereka tidak kembali ke desa tetapi masuk menjadi Pegawai Negeri.
Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 8 September 1960 No. 8924/SK/SD, dibentuk suatu Panitia Pendidikan Perikanan Laut diketuai oleh Imam Sutopo dengan anggota-anggotanya : R.Pranyoto, A.Kartono, Suparso Malangyudo, Ir. Hadi Atmowarsono, yang mempunyai tugas antara lain :
  1. Memberikan saran kepada Menteri Pertanian tentang bentuk, susunan Badan Pendidikan Perikanan Laut yang akan menyelenggarakan pendidikan kejuruan tersebut.
  2. Menentukan kurikulum.
  3. Merencanakan tempat pendidikan, anggaran, perlengkapan serta tenaga-tenaga pengajar.
Pada mulanya tempat pendidikan direncanakan di daerah Ancol, suatu tempat yang memang ideal untuk lembaga pendidikan perikanan karena berdekatan dengan laut, tetapi rencana tersebut tertunda-tunda. Dekat dengan saat berdirinya lembaga pendidikan perikanan tersebut, untuk sementara Departemen Pertanian dan Agraria memberi tanah kebun buah-buahan milik Departemen Pertanian dan Agraria, di daerah Pasar Minggu yang ternyata sampai saat ini telah menjadi kampus permanen.
Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 9 Juni 1962 No. 31/PA/1962, dibentuk suatu Badan Pendidikan dengan nama LEMBAGA PENDIDIKAN USAHA PERIKANAN berkedudukan di Jakarta yang bertugas :
  1. Mendirikan dan menyelenggarakan sekolah-sekolah Usaha Perikanan dari tingkat menengah sampai tingkat akademi
  2. Mengadakan kursus-kursus tambahan kepada nelayan dan para pegawai Departemen Pertanian dan Agraria
  3. Mengadakan usaha-usaha pendidikan massal kepada masyarakat yang menaruh minat pada usaha perikanan.
Berdasarkan S.K. Menteri Pertanian tanggal 7 September 1962 No. 95/PA/1962, ditetapkan pendidikan perikanan dalam lingkungan LPUP yaitu “AKADEMI USAHA PERIKANAN” yang memberikan pendidikan dan pengajaran tinggi ditujukan khusus kepada keahlian di bidang usaha perikanan, dengan direktur pertama Dr. Rustam Singgih.
Pada Surat Keputusan tersebut Akademi Usaha Perikanan mempunyai tiga jurusan yaitu :
  1. TEKNIK PENANGKAPAN, termasuk tehnik perkapalan dan peralatan perikanan,
  2. TEKNOLOGI PERIKANAN,
  3. EKONOMI PERIKANAN, pemasaran dan ketatalaksanaan usaha (manajemen).
Berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.44 dan No.45 tahun 1974, oleh Menteri Pertanian dengan S.K. No.136/Kpts/Org/4/75 tanggal 5 April 1975, Akademi Usaha Perikanan dialihkan tanggungjawabnya dari Direktorat Jenderal Perikanan kepada Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, sehingga sejak tanggal tersebut Direktur Akademi Usaha Perikanan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan. [2]
Karena masih kurangnya fasilitas pendidikan serta tenaga pengajar, maka jurusan yang ada pada angkatan pertama barulah Jurusan TEHNIK PENANGKAPAN. JURUSAN PENGOLAHAN HASIL LAUT (TEHNOLOGI PERIKANAN) dibentuk pada angkatan kedua (1966), dan JURUSAN MESIN dibentuk pada angkatan kesebelas (1975).
Pada tahun 1968 terjadi suatu kasus dimana akibatnya mempunyai arti sejarah bagi Akademi Usaha Perikanan. Di Sumatera Utara terdapat satu perusahaan perikanan yang bekerja sama dengan Jepang dalam pengoperasian kapal penangkap, dimana terdapat beberapa alumni AUP yang bekerja bersama dengan tenaga-tenaga Jepang di atas kapal. Pada suatu hari terjadi sengketa antara awak kapal berbangsa Indonesia dengan awak kapal Jepang, yang akibatnya adalah tindakan indisiplinernya alumni-alumni AUP tersebut.
Dengan adanya peristiwa tersebut, maka Nizam Zachman, selaku Direktur Jenderal Perikanan menginstruksikan kepada Direktur AUP untuk melaksanakan tugas-tugas antara lain :
  1. Memperbaiki kurikulum;
  2. Meningkatkan pembinaan mental disiplin;
  3. Merencanakan tempat pendidikan, anggaran, perlengkapan serta tenaga-tenaga pengajar;
  4. Menggantikan istilah “sarjana muda perikanan“ dengan Ahli Penangkap Ikan dan Ahli Pengolahan Ikan.
Berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0128/V/1983 tanggal 6 Mei 1983, Diklat AUP telah disahkan sebagai Program Diploma 3 (D3) bidang Perikanan dalam lingkungan Departemen Pertanian.
Selaras dengan lajunya pembangunan, Diklat AUP statusnya ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Perikanan (STP) berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1993 tanggal 18 Maret 1993 yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan program pendidikan keahlian di bidang perikanan (D4) dengan tiga jurusan yaitu : Teknologi Penangkapan Ikan, Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan dan Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan.
Pada tahun 2004 Jurusan pada Sekolah Tinggi Perikanan bertambah menjadi empat jurusan dengan masuknya jurusan penyuluhan perikanan yang berada di Cikaret Bogor.
Dengan semakin banyaknya alumni lulusan STP dan tuntutan zaman ke arah profesionalisme, maka pada tahun 2009 akan dibuka Program Pasca Sarjana jurusan Bisnis Manajemen Perikanan.

LAMBANG

Lambang STP berupa gambar dan tulisan sebagai berikut:
  1. Gambar kompas dengan arah delapan penjuru angin berwarna kuning emas melambangkan bahwa taruna berasal dari segenap penjuru tanah air dan siap menjelajahi lautan;
  2. Gambar ikan torani berwarna kuning emas melambangkan sikap yang tangkas, cekatan, dan kreatif dalam melaksanakan tugas;
  3. Gambar bintang timur berwarna putih melambangkan cita-cita luhur dengan tidak melupakan sifat-sifat budaya ketimuran;
  4. Gambar gelombang samudera berwarna putih melambangkan semangat yang bergelora tanpa berhenti;
  5. Gambar rumput laut dengan akar bercabang lima berwarna kuning emas melambangkan jangkauan ilmu yang dipelajari mulai dari dasar perairan sampai ke permukaannya dengan tetap setia mengamalkan Pancasila dan UUD 1945;
  6. Tulisan Sekolah Tinggi Perikanan berwarna putih melengkung memayungi lambang;
  7. Tulisan Sasanti Jalanidhitah Sarva Jivitam berwarna hitam di dalam pita berwarna putih mengandung arti laut merupakan sumber kehidupan.

SISTEM PENDIDIKAN

Pelaksanaan perkuliahan menggunakan sistem SKS yang berjumlah kurang lebih 155 SKS. Secara garis besar, jumlah SKS dibagi kedalam dua unsur yaitu unsur teori dan unsur praktik yang secara keseluruhan diselenggarakan selama 8 semester dengan rasio atau perbandingan masing-masing 40% teori dan 60% praktik.
Pelaksanaan kegiatan praktik dilakukan melalui tiga cara, yaitu praktik laboratorium, praktik lapang dan praktik magang kerja. Sistem evaluasi pendidikan terdiri atas ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian Karya Ilmiah Praktek Akhir.
Sistem penilaian terhadap taruna dilakukan secara periodik setiap semester. Seorang Taruna harus mencapai IP minimal 2,5 untuk dapat dinyatakan lulus ujian dan berhak mengikuti semester selanjutnya. Sebaliknya bila tidak memenuhi jumlah IP minimal tersebut, maka yang bersangkutan dinyatakan gugur.
Penulisan Karya Ilmiah Praktek Akhir merupakan suatu persyaratan mutlak untuk memperoleh sebutan Sarjana Sains Terapan Perikanan. Selanjutnya, sistem pendidikan di STP juga dilengkapi dengan pembinaan fisik dan mental melalui sistem semi-militer. Hal ini dimaksudkan untuk membekali para taruna dengan disiplin yang tinggi serta karakter yang kuat. Sistem ini juga sangat bermanfaat dalam rangka mengembangkan sikap kepemimpinan maupun kapabilitas ilmu pengetahuan.

Jurusan dan Program studi

  1. Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan meliputi Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan (TPI), dan Program Studi Permesinan Perikanan (MP);
  2. Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan meliputi Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (TPH);
  3. Jurusan Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan meliputi Program Studi Teknologi Akuakultur (TAK) dan Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Perairan (TPS);
  4. Jurusan Penyuluhan Perikanan meliputi Program Studi Penyuluhan Perikanan (PP).

Referensi

Pranala luar

Sejarah lahirnya SUPM Negeri Tegal

Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Tegal adalah sebuah sekolah berbasis perikanan yang pertama ada di Indonesia bahkan mungkin di Asia tenggara .Pada jaman penjajahan Belanda, sekolah negeri yang khusus jurusan perikanan belum ada. Baru pada jaman Jepang diadakan latihan-latihan Pemuda antara lain : latihan Pemuda Pertanian, Latihan Pemuda Perikanan, Latihan Pemuda perikanan atau disebut juga “GYOMIN DOZO” dilaksanakan di Tegal,Rembang dan Batang, yang diutamakan bagi pemuda-pemuda yang bermukim di daerah pantai di seluruh pulau Jawa. Lama latihan adalah 3 (tiga) bulan dengan materi latihan meliputi dasar-dasar pelayaran dan perikanan. Bagi mereka yang telah selesai mengikuti latihan dikembalikan ke daerahnya masing-masing untuk dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh, demikian seterusnya.
Setelah Indonesia merdeka, di Batang didirikan Sekolah Djawatan Perikanan pada tahun 1946 yang merupakan embrio daripada Sekolah Perikanan Laut (SPL). Akan tetapi sekolah ini hanya bertahan selama 1 tahun pada tanggal 20 juli 1947 sekolah ini dibubarkan karena Agresi Militer Belanda I. Namun demikian usaha mendirikan sekolah perikanan tetap dilanjutkan dan dipindahkan ke daerah Rembang pada Juli 1948 dengan pembangunan gedung Sekretariat pada Gedung Sosial.
Pada masa clash kedua 19 Desember 1948, pendidikan ini pun bubar lagi karena Agresi Militer Belanda II, guru-guru serta murid-muridnya ikut bergabung dalam kemiliteran di Tegal.
Sesudah tahun 1950, beberapa eks murid yang ingin melanjutkan pendidikan kemudian mengusulkan kepada Kementerian Kemakmuran Pusat Jawatan Perikanan untuk memproses berdirinya Sekolah Khusus Perikanan.
Hasil dari usulan tersebut antara lain :
  • Kebijaksanaan pendidikan perikanan yang semula di Rembang di pindahkan ke Tegal.
  • Nama istilah Sekolah Djawatan Perikanan dirobah menjadi Sekolah Perikanan Laut (SPL).
  • Lama pendidikan 4 (empat ) tahun meliputi :

Teori………………….= 3 tahun

Praktek………………= 1 tahun
Siswa-siswa SPL dikirim dari Djawatan Perikanan Propinsi dari seluruh Indonesia, dan setelah lulus dikembalikan ke daerahnya masing-masing. Tetapi ada pula yang ditempat kan pada Jawatan Perikanan Pusat.
Bertitik tolak dari SPL ini kemudian timbul gagasan untuk mengadakan pendidikan Perikanan yang lebih tinggi sebagai lanjutan dari SPL, sehingga pada akhir tahun 1962 didirikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) di Tegal, ini masih bersifat umum belum ada penjurusannya. Pada waktu yang bersamaan nama SPL dirubah menjadi Sekolah Perikanan Pertama (SUPP)

SUPP didirikan di beberapa daerah antara lain : Belawan (Medan), Singaraja (Bali), dan Manado dengan waktu pendidikan selama 3 tahun, dengan mendapat bantuan tenaga pengajar dari Tegal.
Pada waktu itu pemerintah sudah mempunyai tujuan bahwa perikanan akan berkembang ke arah motorisasi kapal penangkapan ikan. Dengan motorisasi ini, diperlukan anak buah kapal (ABK) yang memiliki kualifikasi yang lebih tinggi misalnya suatu keharusan memiliki kecakapan untuk membawa kapal dan menjalankan mesin.
Sebelumnya anak buah kapal perikanan didatangkan dari luar pendidikan perikanan, antara lain Sekolah Pelayaran dan Sekolah Tehnik, tetapi karena pada umumnya mereka tidak mempunyai keahlian perikanan, maka perlu diberikan pembekalan perikanan sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada.
Sampai dengan tahun 1966 sasaran bagi lulusan SUPM masih bersifat umum belum ada penjurusan, baru pada tahun 1967 pendidikan mulai diarahkan untuk menghasilkan tenaga-tenaga penangkapan ikan.
Pelaksanaan pendidikan dan latihan penangkapan ikan dengan mempergunakan kapal latih type CB, GB, dan SUPM. Sesuai dengan perkembangan usaha dan luas daerah penangkapan, maka diuji cobakan kapal latih yang lebih besar seperti type LAROSATI, BAJO dan BIMA.
SUPM-tempo doloe03.jpg

Perkembangan

Pada awal tahun 1970-an, dengan masuknya Modal Asing dan banyak perusahaan perikanan yang mengelola Perairan Nusantara dengan kapal penangkapan yang berukuran besar, mulai saat ini SUPM mendapat tugas untuk menghasilkan tenaga yang trampil yang mampu menangani kapal perikanan tersebut seperti ABK. Untuk itu SUPM dalam usaha memenuhi tugas tersebut, pendidikannya membuka 2 (dua) jurusan yaitu “Jurusan Deck” dan “Jurusan Mesin”. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan didukung fasilitas yang lengkaP.Sebagai tambahan informasi alat tangkap Purse seine pertamakali di operasikan di Indonesia menggunakan Kapal Latih milik SUPM dengan nakhoda Bpk.Oemjoto,angkatan Pertama dari SUPM.
SUPM-tempo doloe01.jpg


Proses pengembangan jurusan ini mendapat perhatian pemerintah sehingga tahun 1971 mendapat bantuan proyek. Proyek tersebut bernama Fisheries Development and Training Project atau Project INS/71/526 yang merupakan kerjasama Departemen Pertanian dengan UNDP/FAO di Tegal. Disamping SUPM, proyek INS/71/526 juga menunjang kegiatan pendidikan dan latihan di perikanan di Belawan, Air Tembaga, Ambon, Singaraja, Sorong dan AUP (Jakarta, sekarang STP Jakarta).
Project INS/71/526 mempunyai tugas sebagai berikut :
Meningkatkan akademi Usaha Perikanan di Jakarta. Meningkatkan Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Tegal. Mendirikan Training Centre Perikanan. Sebelum proyek berakhir, Direktorat Jenderal Perikanan mengusulkan agar Project INS/71/526 diperpanjang selama 5 (lima) tahun dengan tujuan menyempurnakan Fisheries Training Centre Perikanan di Tegal, Menado, Ambon, Belawan dan Singaraja.
Dalam pertumbuhannya sampai dewasa ini, Fisheries Training Project mengalami dua periode :
Periode tahun 1973-1975 dengan nama Marine Frisheries Training Project atau PROJECT INS/72/063. Periode tahun 1975-1978 yang merupakan perpanjangan dari Project INS/72/063
Untuk meningkatkan kualitas lulusan SUPM dalam meningkatkan kariernya sebagai ABK kapal perikanan dan sekaligus menunjang program pemerintah dalam upaya menggantikan ABK asing, kegiatan praktek laut didukung dengan sarana kapan-kapal latih untuk berbagai jenis alat tangkap, navigasi maupun olah gerak serta telah dilakukan kerja sama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan Direktorat Jenderal Perikanan untuk membekali lulusan SUPM diberikan Sertifikat Kepelautan yaitu:
  • Sertifikat kelautan

Sertifikat Mualim Perikanan Laut (MPL) II bagi lulusan SUPM Jurusan Deck (sekarang Sertifikat ANKAPIN II, sedangkan nama jurusannya adalah Nautika Perikanan Laut). Sertifikat Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut (AMKPL) II bagi lulusan SUPM Jurusan Mesin (sekarang Sertifikat ATKAPIN II, sedangkan nama jurusannya adalah Teknika Perikanan Laut). Dengan adanya pembenahan dan pengaturan tugas dan fungsi yang ada di Departemen Pertanian maka Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) tidak lagi dibawah pembinaan Direktorat Jenderal Perikanan tetapi dialihkan ke Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian (BPLPP) pada tahun 1975 sesuai dengan SK. Menteri Pertanian Nomor 190/Kpts/Org/5/75.
  • SK Perubahan nama
Selanjutnya dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 151/Kpts/Org/3/1979 tanggal 5 Maret 1979 SUPM dimasukan dalam jajaran Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP). Atas dasar SK tersebut nama Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) menjadi SPP-SUPM Negeri Tegal.
Menurut SK Mentan Nomor 532/Kpts/OT/8/1988 tanggal 4 Agustus 1988 tentang susunan organisasi dan tata kerja sekolah pertanian pembangunan maka SUPM dirubah menjadi Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP). Semua kurikulum dan silabus disesuaikan dengan SK tersebut.
Saat ini, Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal adalah unit pelaksana teknis Kementrian Kelautan dan Perikanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan, dan sehari-hari dibina oleh Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan yang memiliki tugas untuk menghasilkan teknisi menengah perikanan yang trampil, disiplin, bertanggung jawab dan memiliki jiwa wiraswasta serta mampu berperan aktif dalam pembangunan kelautan dan perikanan.

Program keahlian di SUPM Negeri Tegal

Program Keahlian Penangkapan Ikan
Profil Kemampuan Lulusan Berkualifikasi tenaga teknis menengah bidang penangkapan ikan dan bersertifikat Mualim Perikanan Laut Tingkat II yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan kewenangan dalam membawa/melayarkan kapal perikanan untuk kegiatan perikanan pantai sampai dengan perikanan samudra sebagai Mualim Perikanan Laut Tingkat II.
Jabatan dan Lingkup Pekerjaan Teknisi menengah/perwira kapal berkualifikasi MPL II di perusahaan perikanan. Pengusaha muda penangkapan ikan yang berwawasan agribisnis. Teknisi menengah perikanan di Instansi Pemerintah. Mata Pelajaran Keahlian yang Diberikan Teknik Penangkapan, Bahan dan Alat Penangkapan, Ilmu Pelayaran, Hitung Pelayaran, Menjangka Peta, Olah Gerak, PIMTL, Pengetahuan Mesin, Peraturan & Perundang-undangan, Stabilitas, Komunikasi, Kecakapan Pelaut, Hukum Perkapalan, Alat Navigasi, Oceanografi& Meteorologi, Penanganan Hasil Tangkapan, Biologi Perikanan, Bangunan Kapal, Permodalan, Swakarya, Wira usaha, Manajemen Agribisnis, Praktek Kerja Usaha.
Program Keahlian Mesin Perikanan
Profil Kemampuan Lulusan Berkualifikasi tenaga teknisi menengah bidang mesin perikanan dan bersertifikat Ahli Mesin Kapal Perikanan Laut Tingkat II yang memiliki pengetahuan dan kemampuan menangani mesin-mesin perikanan dan perlengkapannya.
Jabatan dan Lingkup Pekerjaan

Teknisi menengah/perwira kapal berkualifikasi AMKPL II di perusahaan perikanan. Pengusaha muda penangkapan ikan yang berwawasan agrobisnis. Teknisi menengah perikanan di Instansi Pemerintah Mata Pelajaran Keahlian yang diberikan Motor, listrik, pesawat bantu, elektronika, teknik pengukuran, peraturan keselamatan kerja, bangunan kapal, teknik penangkapan, bahan dan alat penangkapan, perbengkelan, menggambar teknik, mesin pendingin, hukum perkapalan, peraturan dan perundang-undangan, biologi perikanan, penanganan hasil penangkapan, permodalan, manajemen agribisnis, swakarya, wira usaha, praktek Kerja usaha.
Program Keahlian Tehnologi Hasil Perikanan
Profil kemampuan lulusan Berkualifikasi tenaga teknisi menengah bidang teknologi hasil perikanan, bersertifikasi asisten pengolah ikan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mengawetkan dan mengolah hasil perikanan serta melakukan uji mutu hasil perikanan.
Jabatan dan Lingkup Pekerjaan

Teknisi menengah di perusahaan perikanan Pengusaha muda pengolahan ikan yang berwawasan agribisnis Teknisi menengah perikanan di Instansi Pemerintah Mata Pelajaran Keahlian Yang Diberikan Bahan mentah, pengolahan hasil perikanan, sanitasi dan hygiene, alat dan mesin pengolahan, pengemasan dan penyimpanan, biologi perikanan, bina mutu, mikrobiologi, mesin pendingin, kimia ikan, permodalan, peraturan dan perundang-undangan, manajemen agribisnis, swakarya wirausaha, praktek kerja usaha.
Program Keahlian Budidaya Perikanan
Profil kemampuan lulusan Berkualifikasi tenaga teknisi menengah dibidang budidaya perikanan, berwawasan agribisnis, dan agroindustri yang memiliki kemampuan dalam keteknikan budidaya perikanan, membenihkan ikan, membudidayakan/membesarkan ikan, menangani hasil panen dan mengelola usaha budidaya perikanan
Jabatan dan Lingkup Pekerjaan

Teknisi menengah di perusahaan budidaya perikanan Pengusaha muda budidaya perikanan yang berwawasan agribisnis Teknisi menengah perikanan di Instansi pemerintah Mata Pelajaran Keahlian yang diberikan Keahlian budidaya perikanan, pembenihan ikan, pemeliharaan ikan, teknologi pakan, pengelolaan kualitas air, kesehatan ikan, biologi perikanan, teknologi hasil perikanan, alat mesin budidaya perikanan, swakarya wirausaha, manajemen agribisnis, permodalan, peraturan perundang-undangan perikanan, konservasi sumberdaya perairan, praktek kerja usaha.

SUPM dan BPPP Tegal

Balai Diklat Perikanan Tegal merupakan salah satu dari 5 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Diklat Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan . Nama BPPP ini diberikan sejak tanggal 1 Mei 2001 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Kep.26k/MEN/2001 tentang organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Balai Diklat ini didirikan ssejak tahun 1971.Awalnya SUPM Tegal merupakan satu kesatuan instansi dengan Balai. Pemisahan SUPM Tegal dari Balai terjadi pada tahun 1991 melalui SK Mentan Nomor : 544/Kpts/KP.430/1991 tanggal 1 Februari 1991. Sejak awal berdirinya, Balai ini telah mengalami beberapa kali pergantian nama dan kepeminpinan. Adapun nama-nama sebelumnya adalah sebagai berikut :
- Fisheries Training Center (Pusat Pelatihan Perikanan) Tegal, ssejak tahun 1971-1974.
- Pangkalan Pengembangan Pola Ketrampilan Penangkapan Perairan Nusantara (PPPPKPPN) Tegal, sejak tahun 1975-1978
- Balai Ketrampilan Penangkapan Ikan (BKPI) Tegal, sejak tahun 1978-April 2001
- Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, sejak tahun 2001-sekarang

Berikut adalah nama Direktur yang pernah memimpin SUPM dan BKPI/BPPP Tegal

1.Drs. Pattopoi Passau (Periode awal berdiri BKPI -1974 namun beliau bukan Direktur SUPM yang pertama)
2.Ir. Soepanto Soemakaryo ( Periode 1975-1978)
3.Ir. Subagyo Tarunoatmojo (Periode 1978-1986)
4.Ir. Wahyuhadi M.Sc (Periode Juni-Desember 1986)
5.Drs Safuan Tingal, M.Ed (Periode 1987-1992

Tiga nama sebelum Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) diberikan ketika Balai ini masih merupakan UPT di bawah Departemen Pertanian

Peristiwa Besar yang Terjadi di SUPM

Hari Nelayan
Pada tahun 1960an untuk mempersiapkan konfrontasi dengan Malaysia,para nelayan dari berbagai tanah airpun tak mau ketinggalan.Mereka berbondong-bondong ke kota Tegal untuk ikut berpartisipasi , Mereka mendapatkan pelatihan di SUPM dan siswa SUPM ditugasi untuk melatih fisik ,mental,dan disiplin mereka,namun sayangnya pergantian Rezim membuat Konfrontasi berakhir dan para nelayanpun tidak jadi ikut berperang, sehingga tanggal 06 april dijadikan sebagai Hari Nelayan.

Tertangkapnya Letnan kolonel Untung Syamsuri
Tertangkapnya Letnan Kolonel Untung Syamsuri di Tegal tidak bisa lepas dari sejarah SUPM. Berawal ketika ada tamu asing dengan postur yang tegap masuk ke dalam SUPM dengan raut muka yang panik meminta untuk dipertemukan dengan direktur SUPM yang bernama Bpk.Selamet Djajaniman, yang taklain adalah teman lamanya .Namun sayang ketika dipertemukan dengan direktur SUPM ternyata Posisinya sudah diganti,sehingga membuat orang itu kalangkabut dan berusaha lari lewat jendela ,namun banyak orang yang melihat dan apesnya dikira maling lalu dikejar-kejar orang banyak ,akhinya terbongkarlah identitasnya sebagai Komandan Batalyon I pasukan Tjakrabirawa yang dituding ikut dalam G30S atau Gestapu sedang menjadi buronan rezim yang berkuasa saat itu.

Referensi

Sang Gembong Tak Berdaya Menghadapi Kepungan Rakyat (Banteng Loreng, 20 Oktober 1965, hal. 1)
Perjalanan Sekolah Usaha Perikanan di Tegal (IKA SUPM Negeri Tegal Desember 2010)

Pranala luar

http://www.supmn-tegal.sch.id/jalan/index.php?option=com_content&view=article&id=48&Itemid=59&lang=id//
http://www.ikasupmtegal.org// Situs resmi
http://supm-tegal.blogspot.com/

Sejarah Akademi Perikanan Sidoarjo


Akademi Perikanan Sidoarjo berdiri setelah terbentuknya Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan yang diubah menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan
Sebelum terbentuknya Departemen Kelautan dan perikanan, APS merupakan UPT yang berada dibawah lingkup Departemen Pertanian yang awalnya bernama Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM). (Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: OT.210/415/kpts/6/1983).
Pendidikan dan Pelatihan Ahli Penyuluhan Pertanian (Diklat APP) Malang, Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 129/kpts/OT.210/2/93. Akademi Perikanan Sidoarjo (APS) (Keputusan Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan Nomor: 76 Tahun 2000) yang dirubah menjadi (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep.55/MEN/2002).
 
Diberdayakan oleh Blogger.