Selasa, 09 Juli 2013

Institut Kelautan dan Perikanan Nasional Mulai Dibangun

KARAWANG, KOMPAS.com -- Institut Kelautan dan Perikanan Nasional (IKPN) di Karawang, Jawa Barat, mulai dibangun. IKPN merupakan pengembangan dari Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Karawang.
Tahap awal pembangunan gedung ditinjau Menteri Kelautan dan Perikanan  Sharif Cicip Sutardjo dan Menteri Perumahan Rakyat  Djan Faridz, Kamis (20/9/2012).
Cicip mengatakan, peningkatan status kampus STP menjadi IKPN di Karawang merupakan langkah mencetak sumber daya manusia yang kompeten dan memenuhi standar sertifikasi dunia industri, serta untuk menopang keberhasilan industrialisasi kelautan dan perikanan.
"Keberadaan kampus ini selain untuk mengembangkan SDM kelautan dan perikanan, ditujukan pula untuk memberi multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karawang," ujarnya.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja mengemukakan, pengembangan pendidikan vokasi mengacu pada konsep teaching factory, yakni peserta didik dapat melaksanakan praktik sesuai dengan kondisi dunia kerja pada industri kelautan dan perikanan yang sesungguhnya, dengan persentase 70 persen praktik dan 30 persen teori.
Rusunawa
Kampus itu juga akan dilengkapi rumah susun sederhana sewa (rusunawa) bagi mahasiswa. Pembangunan rusunawa tersebut menjadi bagian dari master plan pembangunan kampus STP di Karawang.
Pembangunan rusunawa bagi mahasiswa IKPN Karawang merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama Kemenpera dan KKP pada Februari 2012 tentang Pengadaan Perumahan di Lingkungan KKP.
STP merupakan salah satu lembaga pendidikan dalam lingkup KKP, di samping tiga akademi perikanan dan sembilan sekolah usaha perikanan menengah di berbagai daerah di Indonesia.
Cicip mengharapkan, pembangunan IKPN mendorong akselerasi peningkatan produksi dan nilai tambah produk kelautan dan perikanan yang memiliki daya saing, serta menjadi penggerak pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.
Perekrutan peserta didik meliputi 40 persen anak pelaku utama (nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan, dan petambak garam), 40 persen masyarakat umum, dan 20 persen kerja sama instansi terkait. Sistem pendidikan kelautandan perikanan yang berbasis vokasi diharapkan mampu mencetak tenaga kerja siap bekerja sesuai bidangnya dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.