Sistem teaching factory akan mendukung pola pendidikan vokasi yang diarahkan pada penguasaan keahlian tertentu
Demi membekali masyarakat agar siap terjun di lingkungan dengantuntutan kompetensi pekerjaannya kian tinggi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal itu ditempuh melalui pendidikan, menanamkan jiwa wirausaha di setiap jenjang dan tingkat pendidikan serta berusaha memperluas lapangan kerja.
Sutardjo Konsep yang diterapkan salah satunya dengan teaching factory yang mulanya dikembangkan dari sekolah kejuruan menjadi model sekolah produksi. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif CicipSutardjo, mengatakan, sistem teaching factory akan mendukung pola pendidikan vokasi yang diarahkan pada penguasaan keahlian tertentu.
Ia menjelaskan, dalam hal ini unit pendidikan yang melaksanakannya diharuskan mempunyai sebuah unit usaha atau unit produksi sebagai tempat untuk pembelajaran siswa. Di situ, siswa secara langsung melakukan praktik dengan memproduksi barang atau jasa yang mampu dijual ke konsumen.
Lebih lanjut Sharif mengatakan, pada era globalisasi, negara dengan kualitas SDM yang begitu tinggi,Hal inilah yang diharapkan menjadioutput SDM kelautan dan perikanan nantinya. “Dengan basis teaching factory ini pengajaran akan lebih mengarah ke 70% praktik dan 30% teori. Sehingga ketika terjun ke dunia kerja, para lulusan yang sudah terbiasa dalam praktik kerja ini nantinya bisa langsung mendapatkan lapangan pekerjaan atau menjadi pengusaha untuk membangun perekonomian kelautan dan perikanan,” ujarnya.
Tingkatkan Status
Konsep inilah yang kemudian diterapkan di Sekolah Tinggi Perikanan (STP) untuk mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan. Dijelaskan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP), Sjarief Widjaja, STP ditingkatkan statusnya menjadi Institut Kelautan dan Perikanan Nasional (IKPN) agar bisa memenuhi standar sertifikasi dunia industri, serta untuk menopang keberhasilan industrialisasi kelautan dan perikanan.
Sjarief mengatakan, untuk itu kampus ini akan mengadopsi sistem vokasi bertaraf internasional pada jenjang diploma, magister sains terapan dan doktor sains terapan.Kesiapan yang diharapkan dari STP adalah membuat mekanisme paralel. Dari pihak BPSDMKP mengajukan perizinan dan sebagainya, serta dari bagian internal KKP lain melakukan penguatan.
Salah satunya yakni mengundang para mitra dari industri untuk membuat program bersama. “Misalkan untuk bidang bioteknologi, saya mintakan mereka datang ke sini untuk membuat pabrik mini bioteknologi. Jadi sistemnya menjadi reverse engineering yang meminta mereka bekerja dulu di lapangan, improvisasi dulu, setelah itu kita tarik teorinya,” jelas Sjarief.
Pengembangan Kampus
Sjarief menjelaskan, kampus ini berdiri di luasan kawasan 15,3 ha yang merupakan hibah dari pemerintah Kabupaten Karawang. Pembangunannya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dari 2011-2014 sebesar Rp 30-35 miliar. Pembangunan kampus akan dibagi ke dalam 3 tahap, yakni tahap pertama pada 2012 ini berupa pembangunan gedung administrasi, 2 gedung teaching factory pengolahan dan permesinan perikanan. Masing-masing bangunan seluas 8.000 m2.
Lanjut Sjarief, untuk kegiatan budidaya, peralatan sudah diadakan sejak 2011 melalui APBN Plus. Teaching factory untuk budidaya ini merupakan kawasan budidaya seluas 2 ha yang memiliki tambak intensif serta dilengkapi hatchery dan laboratorium ikan.Juga 1 gedung asrama mahasiswa (terdiri atas 3) lantai yang pada tahun ini disiapkan untuk menampung 284 taruna. Dan diharapkan akan dilanjutkan hingga 3 bangunan asrama selanjutnya.
Kemudian tahap ke dua pada2013 akan dibangun pintu gerbang, gedung rektorat, fasilitas pendukung budidaya serta gedung sebaguna. Tak lupa pula fasilitas ibadah seperti masjid mulai dibangun. Dan tahap terakhir pada 2014, akan melengkapi fasilitas ibadah, gedung serbaguna, fasilitas pendukung perikanan tangkap seperti simulator navigasi kelautan, fishing gear room,fasilitas Basic Safety Training(BST), kolam, serta perumahan para pembina.
Sabtu, 15 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar