Sabtu, 15 Juni 2013

Potensi Alga Sebagai Protein Alternatif

Mikro alga dapat menggantikan lebih dari sepertiga tepung kedelai pada ransum pakan ayam dan babi, dapat menjadi sumber protein alternatif bagi ternak dengan kandungan hingga 70 %
Alga kian jadi buah bibir. Berbagai lembaga penelitian dan perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat seolah berlomba meneliti lebih jauh potensi tanaman laut yang kaya akan mineral, vitamin, protein, lemak, dan pigmen ini.
Bahkan perusahaan nutrisi ternak dan akuakultur Olmix yang berbasis di Perancis yakin bahwa alga merupakan solusi saat ini dan masa depan untuk kebutuhan bahan baku pakan. ”Alga merupakan revolusi biru untuk ilmu dan industri kimia yang berkelanjutan,” ungkap CEO Olmix, Herve Balusson saat membuka simposium perusahaannya tentang alga belumlama ini.
Balusson memaparkan, ada 3 jenis makro alga yang umum dikenal, yaitu ganggang coklat, merah, dan hijau. Warna ketiga makro alga ini ditentukan oleh pigmen penyusunnya. Makro alga mengandung berbagai mineral seperti potasium, fosfor, magnesium, kalsium, sodium, klorin, sulfur, besi, iodin, dan seng. Namun kandungan proteinnya tidak selalu tersedia, sebab terikat dengan fenol.
Ekstrak makro alga sejak 30 tahun lalu telah dimanfaatkan sebagai antibiotik, antioksidan, dan pigmen. Sementara kandungan polisakaridanya, seperti alginat dan karaginan banyak dijadikan sebagai bahan pengikat. Kata Balusson, yang terbaru dan jadi perhatian perusahaan-perusahaan nutrisi ternak adalah kandungan lemak dari makro alga yang merupakan sumber asam lemak omega 3.
Terkait Olmix, sejak 1995 Olmix telah memanfaatkan polisakarida dari ganggang hijau yang disebut ulvan pada produknya. Dari hasil penelitian Olmix, ulvan dapat meningkatkan kapasitas atau daya ikat dari montmorillonite clay (bahan pengikat mitotoksin) alami dengan cara melebarkan jarak antar ruang dari clay tersebut. Montmorillonite clay yang telah dikombinasi dengan ulvan secara nanoteknologi ini kemudian dipatenkan Olmix.
Masih dengan memanfaatkan polisakarida makro alga, khususnya MSP (Marine Sulfated Polysaccharide), Olmix juga menciptakan produk nutrasetika (perpaduan antara nutrisi dan farmasetika) untuk hewan ternak dan akuakultur. Produk ini merupakan kombinasi MSP dengan asam lemak, vitamin, asam amino, mineral, dan clay. Manfaatnya sebagai agen immunomodulasi, anti infeksi, dan mengatur kesehatan saluran pencernaan.
Diceritakan oleh Regional Manager Olmix, Guy Jaeckel, saat ini Olmix sedang menjalankan proyek riset terbaru yang diberi nama Ulvans. Proyek ini ditujukan untuk menemukan produk-produk baru asal alga dengan memanfaatkan teknologi hidrolisis enzimatik dan teknik separasi. Tidak hanya produk nutrisi ternak, tapi juga produk kesehatan ternak dan tumbuhan, serta produk penyubur tanah.
Mikro Alga
Yang tak kalah menarik bagi pelaku sektor nutrisi dan farmasetika adalah mikro alga. Namun jumlahnya yang beragam dan terbagi ke dalam banyak kelompok, membuat para peneliti memfokuskan pada beberapa spesies saja.
Seperti yang dilakukan oleh perusahaan nutrisi ternak dan akuakultur Alltech yang berbasis di Amerika Serikat. Perusahaan yang juga menaruh perhatian besar pada alga ini memfokuskan penelitiannya pada 4 spesies mikro alga: ArthrospiraChlorellaDunaliella, danHaematococcus.
James Pierce yang staf Alltech memaparkan, keempat spesies mikro alga tersebut. Arthrospira mengandung 55 % – 60 % protein kasar. Protein kasar Arthrospira ini memiliki nilai biologis yang tinggi dan sangat tahan panas. Kemudian, Chlorella yang mengandung protein hingga 45 %. Chlorella juga dapat menjadi sumber asam lemak omega 3 yang sangat baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.